Seperti biasa, di setiap akhir semester Pak Ucok selalu meminta kesan dan pesan pada semua siswa di kelas yang dia ajar. Lumayanlah, dari kesan dan pesan yang dia peroleh, ia bisa mendapatkan informasi kongkrit tentang kemampuan dirinya dalam mengajar. Dia yakin, siswanya akan memberitahu yang sebenarnya, karena Pak Ucok meminta mereka tidak menulis nama mereka pada kertas yang berisikan keluhan beserta uneg-uneg mereka. Dengan demikian dia dapat memperbaiki cara mengajarnya untuk semester depan.
Sejauh ini, kesan dan pesan yang ditulis siswa kelas XI MIPA 1 sederhana dan baik-baik saja. Semua memberikan respons positif, paling ada beberapa anak yang mengaku jika ia terlalu cepat saat menerangkan pelajaran.
Tinggal satu lagi kertas kesan dan pesan yang harus dia baca. Diapun membuka lipatan kertas itu. Pak Ucok tersenyum melihat tulisan yang lumayan panjang dibandingkan dengan tulisan lainnya. Pak Ucok memperbaiki kaca matanya yang minus, dan memperbaiki duduknya agar bisa mencerna tulisan tersebut. Sebelum membaca, Pak Ucok menyempatkan diri untuk menyeruput seteguk air kopi yang masih tersisa.
Bismillah
Bapak baik- baik sajakan Pak?, namun kata baik tidaklah cukup baik bagi Bapak maupun bagi saya sendiri. saya berharap kita sama-sama lulus dari sini pak. Seminimalnya bapak masih ada saat semester 2 nanti.
Pak Ucok menghela napas panjang, ada rasa sesak didadanya. Apakah siswanya yang satu ini merasa dia akan pergi dari sekolah ini?. Karena memang Pak Ucok tengah mengikuti tes PPPK untuk guru matematika di kabupaten lain. Entahlah, satu sisi ia ingin lulus karena gaji honorer terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tapi disatu sisi, ia ingin tetap bertahan di sekolah ini. Selain siswanya yang santun dan bisa menghargai dirinya sebagai guru honorer. lingkungan kerja juga kondusif. Tak ada beda antara guru ASN dengan guru GTT. Tak ada istilah guru senior maupun guru yunior. Semua dianggap sama, suasana kekeluargaan sangat terasa di sekolah ini. Tapi sayang, sekolah ini tak mendapatkan satupun kuota guru PPPK.
Pak Ucok kembali melanjutkan untuk membaca.
Kata motivasi yang bapak berikan sangat keren, namun juga membuat saya sadar akan hal yang lebih penting. Kejujuran bapak dan cara bapak memperlakukan saya bagaikan sahabat yang sedang merangkul teman-temannya. Walaupun tatapan mu tajam, tapi aku merasa hangat dan merasakan kasih sayang yang tak tergantikan.
Saya rasa tak ada kritik untuk Bapak, karena diri mu sudah saya anggap bagaikan abang sendiri. Kau memberi rangkulan ketenangan di kala aku, anak yang tak tahu apa-apa tentang dunia ini akan menginjak lantai menuju dunia yang sebenarnya. Di mana ia melihat banyak masalah kegagalan dan keputusasaan di masa yang akan datang. Sesak di tengah gelap gulitanya malam. mungkin itulah rasanya yang lebih tepat kurasakan saat ini.
Kehangatan yang engkau berikan sepintas layaknya keluarga. Sosok terang yang memberikan solusi di saat kami membutuhkannya, adil serta perhatian kepada kami.
Mungkin satu lembar dengan sobekan ini bahkan tidak dapat mewakilkan semua.
Namun pesan saya
Ke kantin beli piscok
Di kantin ketemu si Nopal
Tetaplah jadi pak Ucok
Yang selalu kami kenal.
Di kantin ada mie Samyang
Dan ada juga sepiring piscok
Kami semua sangat sayang
Pada Pak Ucok
Tertanda
Sang tampan yang membara ntuk menuju dunia yang tak terbatas, dan melampaui pak Ucok.
Pak Ucok tersenyum, tak terasa setitik air tergenang disudut matanya. Isi tulisan dari sang tampan membuat ia tersanjung, ia bahagia ternyata kehadirannya tak sia-sia dan begitu berharga dimata muridnya,
Terima kasih sang tampan, insyaallah aku akan tetap menjadi matahari bagimu, dan kudoakan engkaupun bisa menjadi bintang yang lebih hebat dari matahari. Dan itu sudah cukup menyenangkan. Kebahagian ku dan kebahagiaan semua guru itu sama, mereka akan sangat bahagia jika semua siswa yang mereka didik bisa berhasil, sukses di masa depan. Walaupun kadang nanti jika mereka sudah berhasil, mereka tidak akan mengingat siapa gurunya.
Pak Ucokpun tersenyum, melipat surat itu dan menyimpannya di laci meja bersama dengan tulisan lainnya.
Dipublish kembali tanggal 30 Maret 2022
KOMENTAR