Keesokan harinya, sepulang sekolah Sasa langsung menjalankan rencananya untuk mempermak wajah culun temannya. Bagai kerbau dicucuk hidung, Leo hanya dapat menurut dan mematuhi semua perintah Sasa. Mulai dari pangkas rambut cepak gaya artis korea So Jong Ki sembari membersihkan semua bulu yang ada wajah nya sampai klimis habis di barbershop.

Kemudian berbelanja jaket, sweater, hoodie, dan baju seragam baru, serta beberapa helai baju kaus lalu tak lupa celana gunung. Sasa juga memilihkan tas sekolah yang berbranded, parfum, deodorant dan peralatan mandi lengkap. Di pemberhentian terakhir mereka pergi ke optik untuk beli kaca mata. Ditempat itu, Sasa dengan cerewetnya menyuruh Leo untuk mencoba seluruh model kacamata sampai-sampai raut wajah pegawai disana telah berubah dingin.

Betul apa yang dikata orang, cowok biasa akan terlihat seperti pangeran jika casingnya diperhatikan. Sasa akhirnya tersenyum lebar. Selain hobi berbelanjanya tersalurkan, dia juga dapat memilih-milih barang sambil cuci mata, yah walaupun itu bukan untuknya. Namun ternyata, tak hanya Sasa saja yang takjub dengan penampilan baru Leo. Dari pegawai Optik hingga para perempuan disepanjang jalan tak ada yang tidak melepaskan pandangannya dari Leo. Hal ini sontak menimbulkan rasa cemburu dan uring-uringan dalam hati Sasa.

Sedangkan Leo sendiri merasa tak percaya, ternyata ia bisa juga jadi setampan itu. Tak terbayang betapa senangnya Leo, ia yang selama ini hanya dianggap bayangan, kini dapat muncul ke permukaan dengan bangganya. Kepercayaan dirinya meningkat drastis, apalagi saat Sasa tanpa sadar menggamit lengannya dan kesal melihat beberapa perempuan yang menyapanya di jalan. Namun walaupun dirinya telah merasa sangat senang, tapi disudut hatinya mencelos saat dompetnya kosong sudah. Tak hanya itu, tabungannya selama setahun pun ludes, dia juga terpaksa berhutang sebanyak dua juta pada Sasa.“Yah, tak apa lah. Selagi bisa menggaet hati sang pujaan. Uang lima juta mah bukan apa-apa.”Bisik Leo dalam hati.