Setelah Wisuda Tahfiz, Kamis 23 Februari 2023 maka Alek Gadang ka duo untuk siswa kelas XII TP 2022/2023 berhasil dilaksanakan. Alek gadang kaduo itu adalah acara pelepasan kelas XII secara adat Minang.  Sabtu, 11 Maret 2023 Alek marilakan anak ka tujuah sukses di gelar dengan panitia pelaksana Besma (Badan Eksekutif Siswa Asrama) SMA N 2 Sumatera Barat.

Semula, acara ini dilaksanakan pada hari Minggu 19 Maret 2022 dengan mendatangkan ketua MUI padang Panjang yakni Buya Zulhamdi, Lc, MA sebagai nara sumber. Tapi dengan keluarnya surat edaran Dinas Pendidikan tentang pelaksanaan UAS tanggal 13 s.d 18 Maret 2023 membuat panitia pelaksana terutama seksi acara merasa kelimpungan. Tidak ada waktu untuk gladi resik, karena kelas XII masih ujian begitu kata bu Santun dkk. Sehingga acara tersebut pun dimajukan satu minggu lebih awal. Itulah hasil keputusan rapat panitia pada tanggal 4 Maret 2023.

Jika tahun sebelumnya menampilkan adat Nagari Koto Gaek berupa Ma Arak Bako, maka tahun ini menampilkan prosesi Ma Antaan Kue adat nagari Talang. Perubahan mendadak ini sempat membuat kepala sekolah dan unsur pimpinan cemas, karena dalam waktu bersamaan juga diadakan ujian PTS 2 dan persiapan visitasi akreditasi.

Tapi dengan strategi yang mantap, dan tim yang solid serta disuport oleh semua warga sekolah acara ini pun sukses digelar. Panitia awalnya cemas, takut prosesi arak-arakan tidak dapat di adakan kalau terjadi hujan. Alhamdulillah, cuaca sangat mendukung, sehingga arak-arak Maantaan Kue terlaksana jam 09.15 WIB dengan start dari ruang kantor menuju ruang serba guna SMA N 2 Sumatera Barat.

Semua peserta arak-arak berjalan lambat diiringi musik tradisional talempong pacik komunitas ankara (anak karawitan) SMA N 2 Sumatera Barat binaan Pak Baba Barani, M.Sn. Guru BAM SMA N 2 Sumatera Barat.  Baris pertama adalah para siswi yang manjunjuang kue sebanyak 12 orang. Mereka memakai baju kebaya sirah lengkap dengan takuluak nagari Talang. Baris kadua diisi oleh para datuak, marapulai dan diapit uleh dua orang pengiringnya. Yang menjadi marapulai adalah ketua angkatan Gen 7 yakni Nugraha. Setelah itu baru dilanjutkan oleh barisan kepala sekolah dan para undangan. Undangan tersebut terdiri atas Bapak Ketua komite, Bapak dari Dinas pariwisata yang diwakili oleh Bapak Wirasto SH Dt Rajo Ambun,  guru dan tenaga kependikan yang bapak-bapak memakai celana hitam dengan baju taluak bulango lengkap dengan peci dan sarung bugisnya. Termasuk narasumber pada hari itu. Karena tanggal pelaksanaan dimajukan Buya Zulhamdi Lc tidak bisa hadir dan digantikan oleh bapak Muhammad Jamil, S.Ag Labai Sampono. Beliau adalah tokoh adat yang sering menulis buku tentang budaya Minangkabau dan juga guru BAM di SMA N 1 Padang Panjang. Barisan berikutnya diisi oleh para bundo kanduang baik dari nagari Talang, dari nagari Koto Gaek maupun dari kota dan kabupaten Solok. Penutup barisan adalah rombongan ibu -bu majelis guru dan tenaga kependidikan SMA N 2 Sumatera Barat yang menggunakan baju basiba hitam dengan batik tanah lieknya. Sungguh pemandangan yang luar biasa dan menakjubkan untuk bisa merasakan prosesi adat yang rasanya seperti asli saja.

Sesampaikan diruang serba guna yang telah disulap menjadi tempat baralek, peserta arak-arakan disambut oleh generasi 7 kelas XII yang akan dilapeh sebanyak 126 orang. Setelah adanya  pembukaan berupa silek yang diiringi musik dan kato pasambahan maka peserta arak-arakan dipersilahkan menuju pentas sesuai dengan tempat duduk masing-masing.

Prosesi adatpun dimulai setelah Bapak Israr, S.Pd Kacabdindik wilayah III datang.  Dengan pidato adat dari tigo datuak, rundown acara satu persatupun dilaksanakan. Semua para tamu undangan sangat terpesona dengan kepiawaian para datuak dalam menyampaikan petatah petitihnya. Siswa tersebut adalah binaan dari Pak Geri Ramadhona S,IQ, S.PdI.

Acara inti dimulai dengan kegiatan mangambang Lapiak oleh ketua panitia Pak Yasri. Beliau menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan gebyar budaya terkait dengan program sekolah berbasis budaya, agar siswa siswi SMAN 2 Sumatera barat mengenal adat dan kebudayaannya, bangga dengan suku minangnya dan lidahnyapun tidak lupa dengan rasa rendangnya. Beliau juga menyatakan bahwa acara ini melibatkan seluruh kelas X dan kelas XI. Dengan adanya projek P5, maka samba randangpun dibuat oleh siswa kelas X. Dan samba ikan pun berasal dari budidaya ikan kelas XII yang dipanen pada hari sebelumnya. Alhamdulillah, kelas XII IPS bisa panen ikan sebanyak 20 kg ikan Nila.

Acarapun berlanjut penyampain sakapua siriah dan pasan Mande oleh Kepala Sekolah, Ibu Ratna Yulia, S.Pd, M.Pd. Pada momen itu beliau menyampaikan banyak pesan menggunakan bahasa minang yang tertata dengan apik. Beliau menyampaikan program sekolah yang terkait dengan program berbasis budaya, terutama tentang program marilahkan anak ka tujuah. Beban sekolah yang diamanahkan untuk manmbangkik batang tarandam, menghasilkan tokoh nasional untuk persiapan generasi emas tahun 2045. Permohonan maaf ditujukan  kepada orang tua yang menonton acara secara life di rumah saja jika harapan mereka tidak sesuai dengan ekspektasi. Beliau juga meminta agar kelas XII memaafkan seluruh guru dan teanga pendidikan yang ada jika selama tiga tahun bersama terjadi hal yang menyakiti hati mereka. Pesan-pesan agar mereka tetap berperilaku sesuai dengan apa yang menjadi budaya semasa di SMA N 2 Sumatera Barat sesuai dengan tema acara yakni Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak. Serta permintaan kepada mamak agar memberikan petuah kepada kemenakan yang akan melanjutkan studi ke negeri orang sebanyak 49 anak bujang dan 78 anak gadih.

Setelah itu, Bapak Muhammad Jamil menyampaikan petuahnya agar generasi muda terutama siswa kelas XII agar lebih mendalami adat dan budayanya. Karena hari ini Sumatera Barat banyak terjadi kasus-kasus perdata maupun pidana yang tidak kurang mencerminkan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Beliau juga menyampaikan beberapa hal yang harus gen 7 Ingat jika  dan mereka lakukan saat mereka telah sampai ke negeri orang.

Sebelum acara penutupan berpa doa dan acara makan bajamba. Para hadirin dihibur dengan Randai dari kelas X berjudul Siti Rohani. Karena persiapan yang kurang matang, Tapuak galembong indak sarupo bunyi tabuah gadang kato para bundo yang manyaksikan. Tapi para bundo memuji para janang yang manatiang nasi. Saat makan pun, banyak yang batuah, karano randang, gulai cubadak jo samba ladonyo lamak bana begitu komentar tamu yang ada di atas pentas. Membuat panitia begitu bahagia. Para Bundo memberikan dua jempol buat kepala sekolah dan guru-guru SMA N 2 Sumatera Barat yang telah berhasil mendidik siswa-siswinya begitu mendalami budaya Minang, apalagi saat melihat siswa yang tetap santun walaupun tanpa ada guru disamping mereka. Sungguh berkarakter.

Pas Azan Dzuhur berkumandang, selesai pulalah acara alek gadang yang kaduo. Diakhiri dengan foto bersama, para undangan pun kembali dengan membawa banyak kenangan.

“Selamat Jalan Anakku sayang, Mande jo Abak malapeh jo hati sanag, karano baka”alah diagiahkan. Tabanglah satinggi langit tapi jan lupo jo tapian. Itulah pasan Mande yang paling berkesan tutur peserta gen 7 yang di lewakan.