Bank sampah didirikan di SMAN 2 Sumbar. Sekolah yang terletak di Nagari Koto Gaek Guguak, Gunung Talang, Solok itu menjadikan bank sampah sebagai solusi atas persoalan yang dialami selama ini.
Pendirian bank sampah ditandai kegiatan yang mengundang narasumber Syaifuddin Islami, sebagai praktisi bank sampah dan Muhammad Asral sebagai praktisi Magot BSF. Kegiatan ini dilakukan pada 3 dan 4 Januari 2020.
Kegitan ini dilakukan untuk menuju sekolah humanis dan ramah lingkungan. Sekolah mulai berbenah terlebih dahulu dari pengolahan sampah yang ada di sekolah.
Jika dihitung dari jumlah siswa yang tinggal di asrama sekolah yang berjumlah 383 siswa ditambah guru dan tenaga kependidikan serta bagian kebersihan ada lebih dari 400 jiwa.
Total lebih dari seperempat ton sampah yang dihasilkan di sekolah unggul ini setiap hari.
Kegiatan difokuskan pada penanganan dan pengurangan sampah. Untuk pengurangan sesuai arahan narasumber dilakukan dengan menabung di bank sampah bagi sampah anorganik seperti plastik, kertas dan logam, sedangkan untuk sampah organik dilakukan pengolahan dengan alat solar biodigester, komposter dan magot BSF.
Pengurangan sampah dengan metode bank sampah diarahkan pada dua kegiatan yaitu menabung sampah dan pembuatan ekobrik. Masing-masing kamar di asrama melakukan penabungan sampah yang bernilai dengan melakukan pemilahan di kamar masing masing baru dilakukan penimbangan setiap hari minggu jam 08:00 hingga jam 10:00.
Untuk sampah plastik kresek dan jenis sachet dilakukan pembuatan ekobrik satu permasing-masing kamar untuk mengurangi sampah yang menjadi permasalahan bagi tanah sungai dan laut.
Pendirian bank sampah ini mendapat dukungan dari Wakil Humas Irsyad Das dan Wakil Kesiswaan Afrikal.
Kegiatan pelatihan yang dipantau pihak sekolah hari pertama sampai hari kedua, tampak antusias siswa dan petugas kebersihan sangat tinggi mendengar dan ikut serta dalam praktek pemilahan.
Untuk sampah organik diarahkan pada budidaya magot BSF. Magot berasal dari sampah sisa makanan yang ada di asrama untuk pertumbuhannya. Jika magot bisa dikembangkan dapat dijadikan makanan ternak. Direncanakan akan dikembangkan pula ternak ikan lele yang dapat meningkatkan penghasilan sekolah.
Untuk menunjang pengelolaan sampah telah dibentuk bank sampah dengan nama Salituga (Sampah limbah itu berhanrga). Bank sampah ini sudah mulai bergerak di hari kedua dengan memilah sampah di masing-masing kamar dan disetor per blok kamar asrama dan ditimbang untuk ditabung di bank sampah.
Evaluasi hari terakhir dari bimbingan teknis pengelolaan sampah di SMAN 2 Sumbar akan dilakukan pengelolaan sampah secara berkelanjutan di asrama sebagai sumber terbanyak, dan akan dipantau dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik. (403/SKH Singgalang, 06/01/2020).
KOMENTAR